Kabupaten Bima, Kupas Bima.Com
Bima Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki banyak tempat pariwisata yang bakal ramai dikunjungi wisatawan usai lebaran. Salah satunya adalah Pariwisata Pantai Lariti yang berada di Desa Soro, Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, NTB.
Dari sekian banyak tempat pariwisata yang ada, Pantai Lariti memiliki keindahan yang mempesona dan keunikan yang luar biasa. Mengapa tidak di saat air surut, pengunjung akan disuguhkan fenomena alam yang menakjubkan.
Laut dengan sendirinya terbelah dua yang menandakan keunikan ibarat kisah Nabi Musa, kemudian muncullah jalan berpasir dengan lebar sepanjang 3 meter. Jalan ini menghubungkan Pantai Lariti dengan pulau kecil di tengah laut yang luasnya sekitar satu hektare sehingga menambah aurah keindahan untuk ditatap bagi para pengunjung.
"Biasanya fenomena laut terbelah dua itu terjadi di pagi hari sekitar pukul 06.00 (WITA) hingga menjalang siang, sekitar pukul 13.00 WITA, jalan penghubung antara pantai dan pulau kecil yang panjangnya sekitar 300 meter tersebut, akan kembali ditutupi birunya laut jika air laut pasang".
Fenomena laut terbelah inilah yang membuat penasaran pengunjung sehingga pantai lariti ramai dikunjungi saat ini," papar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Drs. Dahlan saat dikonfirmasi media ini.
Meski warga sekitar sudah lama mengetahui keberadaan dan keindahan Pantai Lariti, lanjut Kadis, namun baru-baru ini saja pantai ini ramai dikunjungi warga. Padahal sejak dari dulu Tourisc yang sedang melintas ke Labuan Bajo biasanya juga akan mampir di pantai ini.
Nama pantai yang berada di ujung timur Kabupaten Bima ini, diambil dari nama lingkungan di Desa setempat. Berdasarkan Historis Desa setempat pada zaman dulu, Pantai Lariti ini dikenal dengan Pantai Lampa Jara (Jalanan Kuda) karena dulu biasa digunakan oleh para warga sebagai tempat pelepasan kuda ternaknya termasuk kuda milik para sultan Kerajaan Bima.
"Karena sudah biasa disebut Pantai Lariti, sampai sekarang tetap dikenal dan disebut Pantai Lariti. Sementara sebutan Pantai Lampa Jara pada zaman dulu sudah hilang seiring banyaknya warga yang menyebutnya Pantai Lariti," beber Dahlan.
Kadis berharap, apapun namanya gugusan surga Tuhan tersebut sangat mempesona. Dia juga berharap keindahan dan kecantikannya akan tetap terjaga dengan baik sehingga tetap ramai dikunjungi orang, apalagi saat lebaran atau hari-hari besar lain nantinya.
"Saat ini Pantai Lariti sedang kami tata dengan baik agar memiliki daya magnetik bagi setiap pengunjung baik lokal maupun mancanegara. Namun, Dinas Pariwisata tidak akan mengganggu keasliannya Pantai Lariti," tutupnya. Kp (001*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berikan Tanggapan Terkait Berita
Gunakan Bahasa yang tidak Mengandung Sara,Porno,Intimidasi dan Pelecehan.