Diduga Korban Politik Praktis Kepsek, Dua Orang Guru Di Teke Jadi Tumbal - KUPAS BIMA

Headline News

Sabtu, 29 Juni 2019

Diduga Korban Politik Praktis Kepsek, Dua Orang Guru Di Teke Jadi Tumbal

Bima_Kupasbima.com. Guru merupakan sosok yang menjadi sorotan serta panutan dalam bermasyarakat, dimana setiap apa yang menjadi percakapan, tingkah laku di masyarakat akan selalu disoroti. 

Seorang guru bukan hanya di sekolah mereka dijadikan contoh bahkan dilingkungan masyarakat sekalipun tetap dianggap panutan, dimana mereka merupakan pendidik sehingga membedakan dengan ASN dari birokrasi lain. 

Namun miris dengan ulah oknum pendidik yakni kepala SDN 1 Teke yang begitu familiar dengan stailenya seperti ustadz, masyarakat menilai sosok yang bersangkutan dengan penampilannya baik, tapi dibalik gaya penampilannya ternyata menyembunyikan kekurangan yang luar biasa. 

Dimana oknum tersebut sehari-harinya dikira mampu menjadi panutan, disamping seorang pendidik beliau juga sebagai seorang pemimpin pada sekolah dasar di Kecamatan Palibelo yakni di SDN 1 Teke Desa Teke. Tampaknya yang sopan berbanding terbalik dengan tingkah dan tutur kata keseharian pada bawahannya. 

Berdasarkan keterangan pers dari bawahannya yang dia perintahkan untuk mencari sekolah lain inisial R bahwa, kepsek kami ini tingkahnya seperti raja, padahal kami sudah melakukan tanggung jawab sebagai guru bahkan kami tetap masuk sekolah setiap hari seperti PNS. 
"Kami guru sukarela bukan PNS, tetapi kami selalu dipersoalkan, dibentak, dicuekin, dimarahi, dihina dan sabagainya" imbuhnya dengan haru. 

Tambahnya, pemimpin merupakan panutan dan teladan bagi bawahan di setiap instansi birokrasi pemerintah. Jika pemimpin seperti kepala sekolah saat ini bawahan mana yang nyaman bekerja, setiap hari dihantui rasa takut dan bersalah yang berlebihan.

Disisi lain juga oknum guru inisial S menyampaikan bahwa, sebenarnya di antara kita tidak punya masalah yang luar biasa. Awal ceritanya kami di ajak oleh yang bersangkutan untuk memilih salah satu calon anggota legislatif sesuai dengan perintahnya.
"Kami diperintahkan untuk milih satu calon anggota dewan, kamipun diberikan berupa uang" imbuhnya. 

Tambahnya, dengan telah berakhirnya pesta demokrasi tersebut tiba-tiba kami didiami tanpa alasan yang jelas. 
Kami juga menyapa seperti biasa tidak di gubris bahkan di cuekin sama kepsek. 

Saat rapat pembagian kenaikan kelas, pembagian tugas dan juga  rapat penerimaan raport siswa kami langsung tidak dilibatkan, usai rapat kami langsung diperintahkan kalian berdua cari sekolah lain."Ibu R dan S silakan cari sekolah lain, karena saya mau cari guru yang bisa diajak kerjasama"jelas R dan S pada media ini Jum'at (28/6/19)

Sementara UPT Dikpora Kecamatan Palibelo Jaharudin S.Pd yang juga dikonfirmasi media ini diruang kerjanya menyampaikan, berdasarkan informasi yang beredar luas dimasyarakat setempat membenarkan ada oknum guru yang dikeluarkan oleh kepsek. 

Menindak lanjuti hal tersebut kami selaku UPT yang menaungi di tingkat kecamatan mengambil sikap yakni memanggil oknum guru yang dimaksud untuk dimintai keterangan dan semua penjelasan sudah kami dengarkan,"keterangan oknum guru sudah kami dengarkan dan insya allah akan kami usahakan secara maksimal untuk mempertemukan kedua belah pihak agar bisa tercapai musyawarah dan mufakat" janjinya. 

Ketika disinggung bagaimana tanggapan UPT terhadap keterangan dua oknum guru tersebut? Jika didengar dari keterangan oknum guru yang dimaksud sebenarnya tidak ada masalah yang sampai harus mengeluarkan kata-kata seperti itu. Jika memang punya masalah jangan kambing hitamkan orang lain, carikan solusinya dan bicarakan secara keilmuan yang kita miliki antara atasan dengan bawahan."pimpinan itu harus memiliki sifat kearifan, bukan dengan cara seperti itu kepada bawahan" beber Jaharuddin. 

Kami juga akan segera koordinasikan dengan camat, toma, toga, tokoh pendidik serta pemdes teke serta oknum kepsek yang dimaksud dalam waktu dekat ini, itukan hanya masalah sepeleh dan tak perlu juga mereka dikeluarkan dari sekolah karena mereka hanya guru sukarela. 

Guru sukarela itu tidak memiliki ikatan jam mengajar disekolah, jika ada waktu silakan hadir ke sekolah untuk mengaplikasikan ilmunya dan kalaupun setiap hari hadir ke sekolah silakan bantu guru-guru PNS karena guru memiliki tujuan yang sama yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. 

"Kami harap kepada pihak keluarga maupun yang bersangkutan tidak perlu khawatir dan berikan kesempatan kami untuk menyelesaikan masalah ini, kalau punya masalah individu jangan libatkan orang lain apalagi dilingkup instansi pemerintah" tutup jaharuddin. Kp (001*/Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Berikan Tanggapan Terkait Berita
Gunakan Bahasa yang tidak Mengandung Sara,Porno,Intimidasi dan Pelecehan.

Pages